Bupati Rokan Hilir H.Suyatno menanam bibit jagung dan sekaligus melakukan peninjauan sekolah dasar di kepenghuluan kecamatan Pekaitan

0
387

ROKAN HILIR – TINTARIAU.COM Pekaitan , Selasa , 07 / 07 /2020 – Dalam kesempatan ini orang nomor satu di Rohil juga menyerahkan bantuan bedah rumah dari Baznas Rohil untuk warga Pekaitan, bantuan alat penyemprotan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian. Camat Pekaitan Taryono dalam kesempatan ini mengatakan sejumlah keluhan masyarakat Pekaitan kepada Bupati Rohil.

Hadir saat itu, bupati Rokan Hilir (Rohil) H.Suyatno,Kapolres Rohil AKBP Nurhadi Ismanto,SIK,SH, yang mewakili Dandim 0321/Rohil, ketua DPRD Rohil Maston, Kadis ketahanan pangan dan pertanian HM Ruslio Syarief, S.Sos, kadis perkim Zulfahmi ST, plt Kadis Kominfotiks Hermanto,S.Sos, Kadisdikbud HM Nurhidayat,SH,MH, sejumlah pejabat pimpinan pratama di lingkungan pemkab Rohil lainnya, upika kecamatan dan datuk penghulu se kecamatan Pekaitan, Babinsa dan bhabinkamtibmas se kecamatan Pekaitan, tokoh masyarakat, tokoh agama dan perangkat desa.

Camat Pekaitan Taryono menjelaskan bahwa kecamatan Pekaitan berdiri sejak 20 Oktober tahun 2010 dengan jumlah penduduk 16.680 jiwa yang terdiri dari 10 kepenghuluan.

“Kepenghuluan Pekaitan ini merupakan kepenghuluan yang tertua di kecamatan Pekaitan. Menurut ceritanya ada kerajaan di areal kepenghuluan ini, makanya sejak pemekaran dahulunya dengan nama Pedamaran yang berubah dengan nama kecamatan Pekaitan. Karena mengingat sejarah Pekaitan,”tuturnya.

Camat Pekaitan ini mengatakan terima kasih kepada bupati H.Suyatno yang pada hari ini bisa hadir ditengah-tengah masyarakat di kepenghuluan Pekaitan ini.

“Alhamdulillah pada hari ini tokoh masyarakat, tokoh agama yang berada di kecamatan Pekaitan hadir saat ini, yakni RT, RW, Kadus dan perangkat desa menyaksikan kehadiran bupati Rohil H.Suyatno. Mudah-mudahan kehadiran bupati dan rombongan membawa berkah bagi masyarakat Pekaitan khususnya kepenghuluan Pekaitan ini,”katanya.

Dijelaskan camat Pekaitan ini, ada beberapa hal yang disampaikannya yakni usulan masyarakat melalui dirinya, diantaranya permasalahan tentang sekolah dasar dimana ada SD 006 dan sekolah fillial ke arah Panipahan, kecamatan Kuba.

“Kondisi sekolah itu sangat memprihatinkan sehingga agenda hari ini bupati diharapkan dapat meninjau sekolah tersebut. Sekolah ini berdiri sejak tahun 2011 namun saat ini sekolah masih dalam kondisi yang memprihatinkan,”katanya.

Kemudian itu, lanjutnya, masalah tapal batas antara kecamatan Pekaitan dengan kecamatan Kubu Babussalam (Kuba) yakni antara desa Pekaitan dengan desa sungai panji-panji.

“Mohon dinas terkait nantinya dapat menyelesaikan permasalahan tapal batas ini,”tuturnya.

Selanjutnya, kata camat Pekaitan ini, masalah infrastruktur jalan, jalan kampung lama dimana H.Suyatno pernah berkunjung di sini pada tahun 2005 lalu yang pernah ke Kubu I melewati dermaga. Jalan tersebut yang panjangnya 1,5 km yang berbatasan dengan Kubu.

“Tinggal hanya beberapa meter saja yang masih bisa dilewati,”jelasnya.

Karena kerusakan jalan tersebut, kata Ia, banyak mengalami korban yang jatuh ke sungai.

“Pernah kita usulkan namun hingga hari ini belum juga dapat terealisasi usulan perbaikan jalan tersebut,”tuturnya.

Kemudian itu,lanjutnya camat menjelaskan tentang potensi pertanian yang ada di kepenghuluan pekaitan seluas 1220 hektar dimana pertanian di daerah sini sangat bagus.

“Lokasi dari sini ke kantor camat Pekaitan sekitar 4 km,”ujarnya.

Kemudian masalah kependudukan, kata camat Pekaitan, ada beberapa KK yang masih belum memiliki identitas kependudukan.

“Sudah puluhan tahun tinggal disini yang dulunya tidak mengantongi surat pindah hingga hari ini belum bisa memiliki KK maupun KTP. Oleh sebab itu mohon dinas terkait dapat membantu masyarakat kami agar dapat memiliki identitas domisili sebagai warga Rohil,”ujarnya.

Selanjutnya tentang di depan dermaga kuala sungai besar yang dahulunya ada boting namun sekarang telah menjadi daratan yakni hutan. Hal ini hampir sama keadaannya dengan Rokan Baru Pesisir.

“Luas lahan tersebut seluas 150 hektar. Sekarang telah menjadi daratan,”katanya.

Dijelaskannya, bahwa sejak adanya penghubung Jembatan Pedamaran  maka masyarakat sudah tidak lagi menggunakan kepompong.

“Kepompong sudah tidak ada lagi di daerah sini. Karena masyarakat sini sudah beralih profesi dari mencari ikan di laut kini sudah menjadi petani di kebun,”jelasnya.

( Redaksi / Jum,s / ADV ) 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini