Buntut Dugaan Pekerja Santri, Korwil SPPG Kota Dumai Siapkan Laporan Khusus dan Evaluasi Menyeluruh Dapur MBG Di Yayasan DM Kota Dumai

Korwil SPPG Kota Dumai, R. Dedi Surya Putra, S.SH

redaksi
Mbg

DUMAI TINTARIAU.COM Junat, 3 Oktober 2025 – Tabir dugaan eksploitasi anak dalam pembangunan dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan mempekerjakan santri sebagai relawan dapur MBG di Pondok Pesantren Modern AQ, di bawah naungan Yayasan DM, akhirnya mendapat respons serius.

Koordinator Wilayah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (Korwil SPPG) Kota Dumai, R. Dedi Surya Putra, S.SH, angkat bicara mengenai lolosnya pengawasan dalam proyek tersebut.

Dedi mengakui bahwa pihaknya sama sekali tidak mengetahui adanya dugaan pelibatan santri selama proses pembangunan.

Mbg3

Menurutnya, SPPI baru turun ke lokasi untuk melakukan survei kelayakan setelah kondisi dapur dilaporkan rampung 100%.

“Benar, kami sebelumnya tidak mengetahui jika ada kasus tersebut, Saat tim kami melakukan survei kelayakan, kondisi dapur sudah terbangun seratus persen,” ujar Dedi saat dikonfirmasi.

Ia menjelaskan bahwa mekanisme pengawasan dan pendampingan oleh SPPI idealnya dimulai sejak awal. “Jika bangunan dari nol dan SK SPPI pendampingan keluar saat progresnya masih nol.

Mbg2

Maka kami dapat memonitor dan mengawasi pembangunannya, Kalau kami tahu ada hal seperti ini dari awal, kami akan membuat pelaporan khusus ke BGN pusat terkait yayasan DM,” tegasnya.

Namun, dalam kasus Yayasan DM, Dedi menyebutkan pihak yayasan membangun secara mandiri dari awal hingga selesai. Mereka baru melaporkan kesiapan melalui sistem yang ada setelah pembangunan rampung, setelah itu SPPI turun melakukan verifikasi data yang diunggah melalut sistem

“Intinya, selama Yayasan DM membangun dapur hingga selesai, kami dari SPPG tidak ada turun sama sekali. Prosesnya tertutup dan kami hanya menerima pembaruan melalui sistem,” tambahnya.

Mbg4

Menindak lanjuti dugaan ini, Dedi menyatakan pihaknya tengah mengumpulkan bukti dan telah menginstruksikan Kepala SPPG di yayasan tersebut untuk memastikan tidak ada santri yang dipekerjakan dalam operasional dapur.

“Saya sudah arahkan, jangan ada santri yang bekerja di dapur untuk alasan apa pun, Kami dari BGN tidak pernah membenarkan hal itu,” katanya.

Lebih jauh, Dedi mengungkapkan adanya informasi” bahwa pihak yayasan terpaksa mengarahkan santri untuk bekerja karena relawan yang ada sering keluar-masuk akibat merasa tidak nyaman dengan aturan yayasan yang dinilai terlalu mencampuri urusan operasional dapur, padahal wewenang dapur MBG berada di tangan Kepala SPPG.

Mbg5

Sebagai langkah tegas, Dedi memastikan bahwa BGN sedang menyusun laporan khusus terkait dapur di Yayasan DM. Jika bukti-bukti telah terkumpul, sanksi tegas akan diberlakukan.

“Untuk tindak lanjutnya, jika data-data sudah valid, kemungkinan kami akan memberhentikan operasional sementara sampai pihak Yayasan DM menyepakati poin-poin hasil evaluasi kami,” pungkasnya.

“Kejadian ini akan menjadi evaluasi besar bagi kami agar ke depannya lebih memperhatikan pembangunan dapur MBG terutama di lingkungan pondok pesantren yang ada di Kota Dumai, kata dedi mengakhiri ucapannya.

( Redaksi TR / Sri.N / Team )

Penulis: Sri.NEditor: Redaksi TR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *